Kamis, 05 September 2013

Arti dari Sebuah kata "Maaf" dan Belajar tentang Keikhlasan...

Cerita ini diambil berdasarkan kisah nyata...


Saya mempunyai 2 kasus yang terjadi di lingkungan dekat tempat tinggal saya :

Jika mau share silahkan share saja...


*tetapi tetap cantumkan nama penulis yah jika ingin mengutip...



#No Copas... No Plagiat...!!!

(Maaf yahh soalnya pernah beberapa kali karya saya diplagiat sama orang-orang yang tidak bertanggung jawab...)



Untuk yang kena tag maaf jika tulisan ini mengganggu anda...




Terima Kasih...

:)



Selamat membaca...


(ɔ ˘⌣˘)~



1. Jika posisi anda menjadi keluarga atau orang tua. Apa yang anda lakukan jika keluarga atau buah hati anda terluka akibat kelalaian orang lain ?
tetapi pihak keluarga pelaku meminta maaf dan bertanggung jawab atas kelakuan putra mereka yang baru menginjak usia 7 tahun. Selain membawa korban yang tidak lain adalah teman sepermainan putra mereka (yang namanya anak-anak ada masa dimana mereka belum mengerti arti membahayakan nyawa mereka atau orang lain. Masih perlu pembelajaran baik dari keluarga maupun lingkungan).
tetapi keluarga korban tetap menyalahkan dan memarahi orang tua pelaku hingga saya tak habis pikir mengapa emosi mengalahkan hubungan yang baik dalam bertetangga ?
ibu pelaku menangis hingga tidak bisa tidur.


Saya teringat akan perkataan mereka saat kejadian itu terjadi :

Ibu korban  : “ xxxx anak gue diapain sama anak lu sampe begini ?  jangan sembarangan main tendang-tendang anak orang. Ini bisa bahaya,bisa-bisa nyawa taruhannya. ”  (padahal menurutku lukanya tidak terlalu serius mungkin yang namanya orang tua melihat anaknya begitu jadi emosinya meluap)

Ibu pelaku : “ xx maafin xxxx, xxxx juga ga tau kenapa bisa begini. Si xxx juga setiap hari aku gebukin kalo dia bandel, aku harus berbuat apa ? mana mungkin jika si xxx dibales dengan cara begitu juga. Ayo kita bawa ke rumah sakit biar kami yang menanggung. Maafin xxxx yah xx...maafin xxxx ”  Sambil menangis dan terisak-isak.

Andai mereka tahu kronologisnya.
Sebenarnya kejadian ini berawal ketika korban mengejek teman-temannya dan ingin menendang pelaku tetapi tidak mengenai tubuh pelaku. Namun ketika si pelaku menendang korban malah tepat sasaran dan mengenai bagian tubuh korban sehingga korban menjerit kesakitan, menangis dan melapor kepada orang tuanya sehingga orang tuanya segera mendatangi ibu pelaku.

Saya hanya ingin sedikit berpendapat disini :

“Sebelum menghujat orang lain. Bercerminlah pada diri sendiri dan keluargamu, Apakah sudah merasa benar atau belum.”

Korban sering kali menangisi anak orang lain dan ketika saya sedang berjalan sepulang sekolahpun (tahun 2011 he he) saya pernah ditendangi bola oleh dia dan temannya yang nakal jika mereka sedang bermain bola.
Seharusnya keluarga korban bisa mengambil hikmah atas kejadian ini dan menyikapinya dengan bijak.

Saya sedih melihat ibu pelaku, ia selalu mengunjungi korban dan tak henti-hentinya meminta maaf namun orang tua korban masih saja menyalah-nyalahkan orang tua pelaku.
Padahal keadaan putra mereka sudah membaik. Bahkan mereka mengancam akan menuntut atas kasus ini. Sedangkan beberapa waktu lalu putra pertama mereka pernah melakukan perkelahian dan anaknya terkena pukulan namun tidak mereka tuntut karena lawannya adalah orang yang " berduit ".

Mengapa bisa begitu ?

(¬_¬")¬_¬")¬")



2. Seorang pemuda ingin membantu ibunya yang akan menjalani operasi kanker. Ia rela menjual motornya bahkan berhenti kuliah demi membantu orang tuanya terutama sang ibu. Semua itu ia lakukan sebagai wujud kecintaannya terhadap kedua orang tuanya (saya sangat mengagumi ketulusan hati serta pengorbanannya dan malu pada diri sendiri karena belum bisa membalas jasa-jasa orang tua selama ini).
hingga di malam yang naas terjadilah sebuah kecelakaan tragis yang menimpanya. Kecelakaan itu diakibatkan kelalaian orang lain. Ia ditabrak oleh motor yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Namun, orang tua Almarhum memaafkan pelaku yang telah menabrak putra mereka hingga tewas tanpa meminta tebusan, pertanggungjawaban atau menuntut lewat jalur hukum.
meski keluarga pelaku sama sekali tidak meminta maaf atas perbuatan putra mereka bahkan mereka sama sekali tidak merasa bersalah atau simpatik.
#kebetulan kejadian inilah yang menimpa keluarga saya. Kami mengikhlaskan kepergian Almarhum, mungkin ini memang sudah jalan takdirnya.
Semoga Almarhum diterima disisi Allah, diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat terbaik disisi Allah sesuai dengan amal ibadahnya.
Dan semoga keluarga pelaku tidak selamanya menghindar dari kenyataan. Mengapa tidak ada niat baik untuk menyampaikan setidaknya sepatah kata saja, yaitu  "MAAF"

*coba kalau yang menjadi korban adalah anak mereka, mungkin mereka sudah menuntut keluarga Almarhum...
:p



                                             ***




Dari kedua kisah tersebut dapat saya simpulkan :

Bayangkan jika posisi kalian menjadi keluarga korban ?
kalian pasti akan sedih dan marah atas perbuatan orang lain yang mengakibatkan keluarga kalian mengalami penderitaan bahkan kematian.
tetapi bayangkanlah jika posisi kalian menjadi keluarga pelaku ?

Pada kasus pertama, keluarga korban terus menyalahkan keluarga pelaku meski keluarga korban telah meminta maaf berulang-ulang hingga menangis, padahal biaya pengobatan sudah ditanggung oleh keluarga pelaku tetapi mengapa pintu maaf seolah-olah masih tertutup ?
Bandingkan pada kasus kedua, dimana keluarga pelaku yang sama sekali tidak ada niat untuk meminta maaf, tetapi keluarga Almarhum telah mengikhlaskan kepergian Almarhum.


*Sangat berbanding terbalik...

:’)

Bagaimanapun harus bisa mengikhlaskan sesuatu meski itu sulit...karena tidak ada yang tahu rencana indah dibalik segala duka yang terjadi...



Bagaimana kalian menyikapi kedua kisah tadi ?

*Semoga kisah nyata ini bermanfaat dan memberikan pengalaman bagi kita semua.
dan terima kasih kepada teman-teman yang telah membaca.



Saya sebagai teman ingin berpesan kepada para pembaca yang sering bepergian dengan kendaraan bermotor.
Berhati-hatilah dalam berkendara, patuhi peraturan dan rambu-rambu lalu lintas yang ada.
karena meski kita sudah berkendara dengan baik, tak jarang jika orang lain yang membawa kendaraan dengan ugal-ugalan.
Jangan lupa berdoa, jika mengantuk sebaiknya hindari berkendara terutama di malam hari.
hindari segala hal yang dapat membahayakan nyawa anda dan orang lain...
Mari kita berjuang untuk membahagiakan keluarga kita terutama orang tua...lakukan yang terbaik untuk mereka sesuai dengan kemampuan kita...!!!




Sekian dari Saya,

Wassalam...






                                                                                    By :  Zhaa Azizah Götze...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar